Minggu, 30 Desember 2012

Sejarah Singkat Kecamatan Pebayuran


Sejarah Singkat Kecamatan Pebayuran
Secara administratif, Kecamatan Pebayuran yang memiliki luas sebesar 9.634 Ha terbagi menjadi 13 desa, yang terdiri dari:

1.      Bantarsari
2.      Bantarjaya
3.      Kertasari
4.      Kertajaya
5.      Karanghaur
6.      Karangpatri
7.      Karangreja
8.      Karangjaya
9.      Sumbersari
10.    Sumberreja
11.    Sumberurip
12.    Karangsegar
13.    Karangharja

Ditinjau dari topografinya, Kecamatan Pebayuran termasuk dataran paling rendah dengan keberadaan desa Karanghaur yang mencapai ketinggian rata-rata 4 meter di atas permukaan laut, sedangkan daerah lainnya berada pada ketinggian 15 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan pemanfaatan ruang pada tahun 2006, sebanyak 85% luas wilayah Kecamatan Pebayuran merupakan kawasan pertanian lahan basah. Penggunaan lahan lainnya, seperti permukiman perdesaan dan jalur hijau masih relatif minim, hanya 15% dari luas wilayah Pebayuran.
Berdasarkan data tahun 2008, Kecamatan Pebayuran memiliki 88.498 jiwa penduduk, dengan penduduk laki-laki (44.641 jiwa) lebih banyak daripada perempuan (43.857 jiwa). Persebaran penduduk di Kecamatan Pebayuran tidak merata, penduduk terkonsentrasi pada wilayah permukiman perdesaan yang relatif ramai kegiatan ekonominya, seperti Desa Bantarjaya yang berpenduduk 12.665 jiwa.
Sebagian besar penduduk di Kecamatan Pebayuran menggangtungkan kehidupannya pada sektor pertanian, dengan bekerja sebagai buruh tani. Namun, pada beberapa daerah, seperti Desa Karanghaur dan Karangharja sumber penghasilan utama penduduknya berasal dari sektor perdagangan besar/eceran dan rumah makan.
Berdasarkan data BPS pada tahun 2008, Kecamatan Pebayuran tercatat hanya memiliki 21 industri kecil yang tersebar di desa Kertajaya, Sumbersari, dan Karangharja. Bentuk industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang cukup berkembang di Kecamatan Pebayuran adalah kerajinan dari kayu seperti pembuatan perabotan rumah tangga (lemari, kursi, meja, dan sebagainya), anyaman, kerajinan dari kain, dan industri makanan. Ditinjau dari angka sementara PDRB tahun 2007 sebesar Rp 376.655.210.000,00 maka sektor perdagangan, hotel, dan restoran memegang peranan penting dengan menyumbang 30% bagi PDRB, kemudian dilanjutkan oleh sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi sebesar 20% dan sektor pertanian yang berkontribusi sebesar 18%. Sedangkan sektor lainnya memberi kontribusi yang cukup merata dengan kontribusi paling minim dari sektor pertambangan dan galian. Laju pertumbuhan PDRB dari sektor industri cukup stabil dari tahun ke tahun, yaitu sekitar 4% berlawanan dengan sektor pertanian yang sangat tidak stabil. Adanya konversi lahan pertanian ke kegiatan lainnya, terutama permukiman dan industri menjadi penyebab terhambatnya perkembangan sektor pertanian.
Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik bagi rumah tangga di Kecamatan Pebayuran disuplai oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang sudah menjangkau hampir seluruh rumah tangga. Pada tahun 2008, jumlah pelanggan listrik mencapai 20.997 yang didominasi oleh pelanggan rumah tangga. Dalam hal penyediaan air bersih, hanya sedikit penduduk yang berlangganan PDAM, sedangkan sebagian besar penduduk memanfaatkan sumur maupun air tanah.
Dari sisi sarana telekomunikasi, sampai dengan tahun 2008 hanya 296 rumah tangga yang sudah memiliki telepon kabel, masih terdapat 4 desa (Desa Sumbersari, Sumberurip, Karangsegar, dan Karangharja) yang belum terlayani telepon kabel. Penggunaan telepon kabel masih sangat minim menggambarkan kegiatan ekonomi yang tidak terlalu aktif. Perkembangan telepon selular pada daerah ini juga masih sangat terbatas. Hal tersebut ditunjukkan dengan penempatan 9 BTS yang terkonsentrasi di Desa Karangpatri dan Karanreja. Sama halnya dengan penggunaan jaringan internet masih sangat minim dan terbatas pada golongan tertentu.
Pada umumnya, ketersediaan prasarana jalan masih sangat kurang dan terbatas pada penghubung antara pusat-pusat desa. Berdasarkan kondisi permukaan jalan pada 2008, maka dari panjang jalan 45,5 km, terdapat jalan berbutir sepanjang 15,25 km; jalan aspal sepanjang 16,26 km; dan jalan beton sepanjang 13,99 km. Ditinjau dari sarana angkutannya daerah di Kecamatan Pebayuran tidak dapat dijangkau dengan angkutan umum, hanya bisa menggunakan ojeg motor yang terbatas di daerah sekitar pusat desa. Kondisi lalu lintas di Kecamatan Pebayuran sangat sepi karena memang aktivitas penduduknya dilakukan di daerah sekitar rumah yang tidak membutuhkan penggunaan kendaraan.

1 komentar:

  1. pebayuran adalah kota sejarah yang berada di pelosok kota dan masyarkatnya pun majemuk

    BalasHapus

Connect With Us

Instructions

My Visitor

Flag Counter

Blogger templates

Blogger news

Recomended

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Followers